9 May 2011

Kisah Barsisa

*diperolehi ketika mengikuti Taman Syurga kelolaan Ustazah Mursyidah


Dikisahkan, pada suatu masa hiduplah seorang abid bernama Barsisa yang terkenal kesolehan dan ketaatannya. Umurnya dihabiskan untuk melakukan berbagai macam bentuk ibadah, sehingga semua orang mengagumi kesolehan dan ketaatannya. Bahkan, dia menjadi buah bibir dan teladan bagi manusia lain yang hidup di zaman itu. 


Melihat ketaatan sang abid yang begitu tinggi, muncullah keinginan syaitan untuk menyesatkannya. Maka pergilah syaitan ke tempat sang abid beribadah dalam wujud manusia yang sudah tua. Syaitan pun melaksanakan solat dan berbagai ibadah lainnya, seperti abid yang soleh. 



Semenjak awal kedatangan orang tersebut, ternyata secara diam-diam Barsisa telah memperhatikan semua yang dilakukannya. Setelah beberapa hari beribadah di tempat itu, Barsisa merasakan ada sesuatu yang aneh atau bahkan sesuatu yang mengagumkan dari ibadah orang itu. Semenjak awal kedatangannya sampai beberapa hari berikutnya, Barsisa tidak melihat dia keluar dan meninggalkan tempat ibadahnya sedetikpun. Dia begitu khusyuk beribadah sampai melupakan makan, minum, tidur seperti manusia lainnya.

Barsisapun berfikir dan berkata dalam hatinya, “Ternyata ibadah saya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan orang ini. Saya yang dianggap orang lain paling soleh, namun seringkali meninggalkan tempat ibadah untuk makan disaat lapar, minum ketika haus, dan tidur waktu mengantuk. Sedangkan dia melupakan segalanya”. Muncullah keinginan dari Barsisa untuk belajar dan menanyakan rahasia khusyuk beribadah sampai bisa melupakan makan, minum, dan tidur. 


Setelah selesai solat, datanglah Barsisa menghampiri orang itu seraya mengucapkan salam. Barsisa kemudian memperkenalkan diri kepada orang itu, kemudian bertanya kepadanya, “Tuan! Saya perhatikan semenjak awal kedatangan anda ke tempat ini beberapa hari yang lalu, tidak sekalipun anda keluar meninggalkan ibadah untuk makan, minum, tidur dan sebagainya. Saya melihat anda begitu khusyuknya beribadah hingga melupakan semua itu. Jika tuan tidak keberatan tunjukkanlah kepadaku, bagaimana rahsianya agar saya bisa pula beribah seperti yang anda lakukan”. Syaitan “sang penyamar” menjawab "Rahsianya adalah, engkau harus berbuat dosa terlebih dahulu. Sebab, bila manusia berdosa dia akan beribadah dengan penuh rasa takut sehingga menimbulkan kekhusyukan, dan dia akan lupa segalanya, yang ada hanya rasa takut dan penyesalan”. 



Sang abid ternyata membenarkan teori syaitan tersebut dalam hatinya, dan berkeinginan untuk mencuba. Maka diapun bertanya tentang dosa apa yang akan dia lakukan. Syaitan menjawab “Engkau bisa membunuh seseorang”. Kata sang abid “Itu adalah dosa besar”. Syaitan menyarankan yang kedua agar dia berzina. Sang abid juga menjawab "Itu juga dosa besar”. Saran syaitan yang ketiga meminum khamar (arak). Ternyata sang abid menerima, kerana merasakan meminum khamar adalah dosa kecil. 



Akhirnya, sang abid ke luar dari tempat peribadatanya dan mencari segelas khamar. Dia mendapatkannya dari seorang wanita penjual khamar. Setelah diminum ternyata menimbulkan rasa enak, sampai sang abid mabuk dan hilang akal. Dalam kondisi mabuk, akhirnya sang abid memperkosa wanita sipenjual. Ternyata, berita perkosaan terhadap wanita itu sampai ke telinga suaminya, hingga membuat suaminya marah dan dia berniat membunuh sang abid. Akhirnya, terjadilah perkelahian antara keduanya yang berakhir dengan terbunuhnya suami wanita  yang telah diperkosa sang abid.



Berita mengenai sang abid yang mabuk, lalu memperkosa dan membunuh manusia, tersebar ke seluruh negeri hingga akhirnya sang abid ditangkap dan disalib di tiang gantungan. Di saat sakaratnya sang abid, datanglah syaithan yang tadi berwujud manusia yang menawarkan bantuan penyelamatan, namun dengan syarat mananggalkan tauhidnya. Sang abid menyanggupi dan saat itulah malaikat datang mencabut nyawanya sehingga sang abid mati dalam kekafiran.

Pengajaran
  • Betapa hebatnya ibadah dan ketaatan seseorang, tidak serta merta menjadi jaminan dia akan menjadi penghuni syurga. 
  • Begitu juga, ketaatan dan kesolehan seseorang tidak menjadi jamian bahawa dia akan selamat dari pujuk rayu syaitan yang ingin menyesatkannya. Hal itu bertujuan agar manusia tidak merasa angkuh atau sombong dengan ibadahnya yang banyak.
  • Syaitan telah bersumpah akan menyesatkan manusia dari jalan Allah dengan cara apapun. Hal itu diungkapkan Allah swt dalam surat al-A'raf [7]: 16-17
Ertinya: “Iblis menjawab:" kerana Engkau telah menghukum saya sesat, maka saya pasti akan menyesatkan mereka dari jalanMu yang benar . Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).”

No comments:

Post a Comment